Karir merupakan istilah teknis dalam
administrasi personalia. Karir atau karier berasal
dari bahasa Belanda; carriere, yaitu perkembangan dan kemajuan
dalam pekerjaan seseorang. Karir dapat berarti perkembangan dan kemajuan
pekerjaan seseorang dalam suatu jenjang tertentu. Karir mencerminkan
perkembangan dan kemajuan pekerjaan anggota organisasi secara individu dalam
jenjang jabatan yang dapat dicapainya selama kerja. Misalnya, wartawan muda,
wartawan madya, wartawan utama. Jenjang jabatan pekerjaan wartawan dari yang
rendah sampai yang tinggi ini menunjukkan peranan atau status mereka
masing-masing.
Karena itu, perencanaan karir
merupakan suatu rancangan tentang kemungkinan-kemungkinan seorang anggota
organisasi dengan kemampuan tertentu dapat memperoleh kenaikan jabatan tertentu
sesuai persyaratan organisasi. Perencanaan karir seseorang dilandasi
persyaratan-persyaratan yang disusun organisasi. Berdasar persyaratan-persyaratan
tersebut, orang berusaha meningkatkan kompetensinya. Keberhasilannya dipengaruhi,
antara lain, pendidikan formal, pengalaman kerja, dan aspek-aspek yang
terdapat pada organisasi, misal, sikap atasan.
Perencanaan karir bermanfaat sebagai
pedoman bagi karyawan untuk mengetahui jabatan-jabatan yang tersedia dalam
organisasi dan kesempatan-kesempatan yang dapat diperolehnya selama bekerja.
Orang-orang yang berhasil dalam penugasan biasa sangat memperhatikan masalah-masalah
perencanaan dan pengembangan karir. Mereka sangat berkepentingan dengan
peningkatan status mereka dalam jalur karir yang telah ditetapkan organisasi.
A.
Penyusunan
Perencanaan Karir
Perencanaan
karir bagian yang sangat penting dan bahkan menentukan dinamika organisasi.
Karena itu, ruang lingkup perencanaan karir mencakup dua hal yang saling
berkait, perencanaan jenjang jabatan anggota organisasi dan perencanaan
tujuan-tujuan organisasi. Seseorang dijenjangkarirkan untuk menunjang
kepentingan dan atau tujuan-tujuan organisasi. Makin lancar perencanaan dan
pelaksanaan karir anggota organisasi sesuai persyaratan maka makin dinamis
organisasi bersangkutan.
Penyusunan
suatu perencanaan karir perlu memperhatikan empat hal, yaitu jabatan pokok dan
jabatan penunjang, pola jalur karir bertahap, jabatan struktural, dan tenggang
waktu jabatan.
1.
Jabatan
Pokok dan Jabatan Penunjang.Jabatan pokok adalah jabatan yang memiliki fungsi dan
tugas menunjang langsung pencapaian sasaran pokok organisasi. Misal, dalam
lembaga pendidikan, yang dimaksud jabatan pokok adalah bidang yang menangani
operasi pendidikan dan pengajaran. Kalau dalam organisasi perusahaan, jabatan
pokoknya adalah bidang jabatan yang menangani produksi dan pemasaran.
Jabatan-jabatan pokok sebaiknya diduduki orang-orang yang memiliki latar
belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai. Sedangkan yang dimaksud dengan
jabatan penunjang adalah jabatan yang fungsi dan tugas-tugasnya menunjang atau
membantu pencapaian sasaran pokok organisasi. Jabatan penunjang dalam lembaga
pendidikan atau di perusahaan adalah bagian umum atau bagian keuangan.
Bagian-bagian tersebut tidak langsung menunjang pencapaian sasaran pokok
organisasi. Bagian-bagian ini membantu pencapaian tujuan atau sasaran pokok.
Penempatan personil di bagian-bagian ini perlu didasarkan pada latar belakang
pendidikan dan atau pengalaman yang sesuai.
2.
Pola Jalur
Karir Bertahap. Yang dimaksud dengan Pola Jalur Karier Bertahap adalah suatu pola yang
menunjukkan urutan berjenjang dan bertahap dari jabatan-jabatan dalam struktur
organisasi yang membentuk karir seseorang. Urutan jabatan yang berjenjang dan
bertahap itulah yang harus ditempuh oleh seseorang karyawan/anggota organisasi
dalam meniti karirnya. Di sini sangat diperhatikan latar belakang pendidikan
dan pengalaman tugas dari masing-masing individu yang bertekad meniti karir.
3.
Jabatan
Struktural. Pada
dasarnya jabatan struktural adalah jabatan karir, artinya jabatan atau jenjang
jabatan yang diperuntukkan bagi mereka yang diarahkan ke jenjang yang paling
tinggi dalam organisasi. Dengan demikian bagi “orang baru” atau “karyawan
baru”, harus melalui program orientasi dahulu dan diberi pengalaman pada
jabatan-jabatan staf yang bersifat membantu jabatan struktural. Karena itu,
untuk jabatan-jabatan struktural sangat diperlukan kemantapan psikologis, di
samping kemantapan kemampuan pribadi masing-masing.
4.
Tenggang
Waktu. Kurun
waktu jabatan seseorang atau masa jabatan seseorang dalam suatu organisasi,
sebaiknya ditentukan secara tegas dan tepat; sekaligus hal tersebut akan
memberikan efek psikologis yang positif terhadap pemangku jabatan yang
bersangkutan. Semua ini harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan karir.
B.
Pertimbangan
dalam Perencanaan Karir
Dalam proses
perencanaan karir, perlu dipertimbangkan beberapa hal, khusus yang menyangkut
masa jabatan atau pemindahan jabatan seseorang yang berpengaruh pada jenjang karirnya.
Pertimbangan-pertimbangan itu ialah singkatnya masa jabatan, terlalu lamanya
masa jabatan, dan keinginan dipindahkan dari jabatan. Tiga hal tersebut patut
menjadi perhatian.
1.
Singkatnya
Masa Jabatan. Bila
seseorang memangku jabatan belum cukup lama, pemindahan jabatan mengakibatkan
hal-hal yang kurang baik, yaitu:
a. Pada umumnya, ia belum mengenal dan menghayati
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya selama jabatan tersebut.
b. Program kerja yang mungkin sudah ditetapkan belum
sempat diselesaikan.
c. Belum bulat penghayatannya pada jabatan yang dipangku,
sudah harus menyiapkan diri memahami jabatan baru.
d. Secara psikologis menimbulkan pertanyaan yang sulit
dijawab sebab-sebabnya.
2.
Terlalu lamanya masa jabatan. Masa
jabatan seseorang terlalu lama dalam suatu organisasi juga merupakan gejala
tidak sehat. Akibat-akibat yang mugkin timbul antara lain:
a. Hinggapnya rasa bosan karena pekerjaan-pekerjaan
yang sama dalam masa yang lama, sehingga kurang variasi.
b. Sikap pasif dan apatis serta mundurnya motivasi serta inisiatip
dalam bekerja.
c. Menumpulkan kreativitas seseorang karena tak adanya
tantangan yang berarti.
d. Menimbulkan iklim bekerja yang statis clan tidak mudah
diubah dan menutup kemungkinan pejabat baru dari generasi penerusnya.
3.
Keinginan
Pindah Jabatan. Harapan untuk dipindahkan dari jabatan lama ke jabatan baru selalu ada
dalam pikiran para karyawan atau anggota suatu organisasi. Berbagai penyebab
keinginan dari harapan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Seseorang terlalu lama menjabat suatu jabatan yang terpencil/daerah
terpencil, sehingga dirasakan tidak mudah mengembangkan diri.
b. Rasa kurang tepat pada jabatan yang sekarang
dijabat/diemban, karena tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan,
pengalaman atau keinginannya.
c. Merasa bahwa jabatan yang sekarang sekedar sebagai
batu loncatan, untuk meniti karir lebih lanjut.
C.
Pengembangan
Karir
Penetapan
karir seseorang merupakan langkah awal untuk jejang karirnya. Inilah saatnya
seseorang mulai memikirkan pengembangan dirinya masing-masing, sesuai kemampuan
dan keterampilan yang dimilikinya. Dalam hal ini departemen personalia dapat
saja membantu pengembangan diri karyawan atau anggota organisasi yang
bersangkutan dengan juga memperhatikan pengembangan karir dari segi organisasi.
Pengembangan
suatu karir seharusnya memang tidak tergantung pada usaha-usaha individual
saja, sebab kadangkala hal itu tidak sesuai kepentingan organisasi. Untuk
memungkinkan sinkronnya dengan kepentingan organisasi, pihak organisasi yang
berwenang untuk itu dapat mengatur pengembangan karir anggota
organisasi, misal, dengan mengadakan program-program latihan atau kursus-kursus
pengembangan karir. Dalam hal ini lebih mantap lagi bila pimpinan organisasi
menyetujui dan merestui program-program departemen personalia tersebut. Sehingga
dengan demikian pihak manajemen (pimpinan) selalu “well-informed”
mengenai upaya-upaya karir personalia dalam organisasinya.
Secara individual setiap anggota
organisasi harus siap mengembangkan dirinya dalam rangka penitian karir.
Ada enam kegiatan pengembangan karir yang dapat dilakukan masing-masing
individu , yaitu:
1. Prestasi
kerja. Kegiatan
paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang baik karena hal
ini mendasari semua kegiatan pengembangan karir lainnya. Kemajuan karir sangat
tergantung pada prestasi kerja (performance).
2. Exposure. Kemajuan
karir juga ditentukan oleh exposure, berarti menjadi dikenal oleh orang-orang
yang memutuskan promosi, transfer dan kesempatan-kesempatan karir lainnya.
Tanpa exposure, karyawan yang berprestasi baik, mungkin tidak memperoleh
kesempatan untuk mencapai sasaran-sasaran karirnya. Para manajer mendapatkan
“exposure” terutama melalui prestasi, laporan-laporan tertulis, presentasi
lesan, kerja panita, pelayanan masyarakat dan bahkan lama jam kerja mereka.
3. Permintaan
berhenti. Hal ini
merupakan suatu cara untuk mencapai sasaran karir apabila ada kesempatan karir
di tempat lain. Sehingga dengan permintaan berhenti tersebut, yang bersangkutan
berpindah tempat bertugas/bekerja. Berpindah-pindah tempat bekerja tersebut
bagi sementara manajer profesional merupakan bagian strategi karir mereka.
4. Kesetiaan
organisasional. Kesetiaan
pada organisasi di mana seseorang bertugas/bekerja turut menentukan kemajuan
karir yang bersangkutan. Kesetiaan organisasional yang rendah pada umumnya
ditemui pada para sarjana baru (yang mempunyai harapan tinggi, tetapi sering
kecewa dengan tempat tugas pertama mereka) dan para profesional (yang kesetiaan
pertamanya pada profesinya).
5. Mentors dan
sponsors. Para mentor
atau pembimbing karir informal bila berhasil membimbing karir karyawan atau
pengembangan karirnya lebih lanjut, maka para mentor tersebut dapat menjadi
sponsor mereka. Seorang sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat
menciptakan kesempatan-kesempatan pengembangan karir bagi orang-orang lain.
Seringkali sponsor karyawan adalah atasan langsung mereka.
6. Kesempatan-kesempatan
untuk tumbuh. Hal ini
terjadi, apabila karyawan meningkatkan kemampuan, misalnya melalui program
latihan, pengambilan kursus-kursus atau penambahan gelar dan sebagainya. Hal
ini berguna baik bagi departemen personalia dalam pengembangan sumber daya
manusia internal maupun bagi pencapaian rencana karir karyawan.
D.
Manfaat
Perencanaan dan Pengembangan Karir
Perencanaan
karir sebagaimana telah diuraikan di atas jelas sangat bermanfaat tidak hanya
bagi para karyawan/anggota organisasi dalam pelaksanaan tugasnya, tetapi juga
bagi organisasi sendiri secara keseluruhan. Bila dirinci, berbagai manfaat
perencanaan karir dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan
(potensial). Ini berarti perencanaan karir membantu mengembangkan suplai
karyawan internal, terutama mereka yang potensial.
2.
Menurunkan perputaran karyawan (“turnover”). Perhatian
terhadap karir individual dalam perencanaan karir yang ditetapkan dapat
meningkatkan loyalitas pada organisasi. Dengan demikian memungkinkan menurunkan
“turnover” atau perputaran karyawan di dalam organisasi bersangkutan.
3. Mengungkap potensi karyawan. Dengan adanya perencanaan
karir yang jelas dan mantap akan dapat mendorong para karyawan secara
individual maupun kelompok untuk menggali kemampuan potensial masing-masing
untuk dapat mecapai sasaran-sasaran karir yang diinginkan.
4. Mendorong pertumbuhan. Perencanaan karir yang baik
akan dapat mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh berkembang. Dengan
demikian motivasi karyawan dapat dipelihara.
5. Mengurangi penimbunan. Ini berarti perencanaan karir
akan dapat mengangkat kembali para karyawan yang berkualifikasi untuk
maju, sehingga tidak “tertimbun” tanpa harapan.
6. Memuaskan kebutuhan karyawan. Dengan adanya
perencanaan karir berarti adanya penghargaan terhadap individu karyawan, yang
berarti pula adanya pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi individu. Hal
inilah yang akan dapat memuaskan karyawan, yang pada dasarnya hal semacam itu
adalah kebutuhan karyawan juga.
7. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang
telah disetujui. Perencanaan karir dapat membantu para anggota kelompok agar
siap untuk jabatan-jabatan lebih penting. Persiapan ini akan membantu
pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
8. Meningkatnya kemampuan karyawan. Dengan pengembangan
karir melalui pendidikan dan latihan, akan lebih meningkat kemampuan
intelektual maupun keterampilan karyawan yang dapat disumbangkan kepada
organisasi.
9. Meningkatnya suplai Karyawan yang berkemampuan. Jumlah
karyawan yang lebih tinggi kemampuannya dari sebelumnya akan menjadi bertambah,
sehingga memudahkan pihak pimpinan (manajemen) untuk menempatkan dalam job atau
pekerjaan yang lebih tepat. Dengan demikian suplai karyawan yang berkemampuan
bertambah dan jelas akan dapat untungkan organisasi. (MF)
Casino Player Reviews | DrmCD
BalasHapusWe 동두천 출장마사지 look at Casino Player reviews 경상남도 출장샵 from real users and 제주 출장안마 what this site can offer. There are casino 천안 출장마사지 games on offer, 김포 출장샵 Read the review below and learn more about