Dalam sutau proses kerja, kita
pasti pernah melalui suatu penilaian dalam pekerjaan. Kawan mari kita kilas
lebih jauh lagi apa pentingnya sutu penilaian kerja dalam suatu
organisasi/perusahaan mulai dari pengertiannya, tujuan, manfaat, teknik
penilaiannya, hingga prinsip- prinsip psikologi dalam suatu penilaian kerja.
Penilaian Kerja (Performance
Appraisal) adalah suatu proses organisasi dalam menilai kinerja pegawainya.
Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan. Dengan demikian, penilaian kerja merupakan hasil
kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya dan kinerja karyawan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan
pengertian mengenai penilaian kerja antara lain:
1.
Levinson dan Marwansyah
Mendefinisikan kinerja dan beberapa
istilah lain yang terkait berikut ini:
a.
Kinerja atau unjuk kerja adalah
pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.
b.
Penilaian kerja adalah uraian sistematis
tentang kekuatan atau kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang atau sebuah kelompok.
c.
Periode penilaian adala lamanya
waktu untuk mengobservasi ini kemudian dibuat menjadi sebuah laporan formal.
2.
Attwood Margaret & Stuart Dimmock
Kita terlibat dalam proses
menentukan nilai karyawan bagi perusahaan, dengan maksud meningkatkannya.
3.
Mondy dan Noe
Sistem formal untuk memeriksa atau
mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Kinerja dapat pula
dipandangan sebagai perpaduan dari dua hal, yaitu hasil kerja (apa yang harus
dicapai oleh seseorang), dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).
4.
Lawler
Penilaian kerja adalah suatu
hasil yang dicapai oleh karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya
secara efisien dan efektif.
5.
Jewell dan Siegall
Menyatakan bahwa prestasi merupakan
hasil sejauh mana anggota organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka
memuaskan organisasinya.
6.
Hasibuan
Penilaian kerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.
Tujuan penilaian kerja
Menurut
Attwood dan Dimmock, menyatakan bahwa penilaian kerja bertujuan untuk:
1.
Membantu meningkatkan kinerja.
2.
Menetapkan sasaran bagi kinerja
perorangan.
3.
Menilai kebutuhan pelatihan dan
pengembangan.
4.
Menyepakati rencana untuk
pengembangan karyawan di masa depan.
5.
Menilai potensi di masa depan untuk
kenaikan pangkat.
6.
Memberi umpan balik kepada karyawan
mengenai kinerja mereka.
7.
Memberi konsultasi kepada karyawan
mengenai peluang karier.
8.
Menentukan taraf kinerja karyawan
untuk maksud peninjauan gaji.
9.
Mendorong pimpinan untuk berpikir
cermat mengenai kinerja staf pada umumnya dan faktor yang mempengaruhinya,
termasuk gaya kepemimpinan dan perilaku mereka sendiri.
Manfaat penilaian kerja
Manfaat
penilaian kerja adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan prestasi kerja
Dengan adanya penilaian, baik
pimpinan maupun karyawan, memperoleh umpan balik dan mereka dapat memperbaiki
pekerjaan dan prestasinya.
2.
Memberi kesempatan kerja yang adil.
Penilaian akurat dapat menjamin
karyawan memperoleh kesempatan menempati sisi pekerjaan sesuai kemampuannya.
3.
Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Melalui penilaian kerja, terdeteksi
karyawan yang kemampuannya rendah sehingga memungkinkan adanya program
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
4.
Penyesuaian kompensasi
Melalui penilaian, pimpinan dapat
mengambil keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi dan
sebagainya.
5.
Keputusan promosi dan demosi
Hasil penilaian kinerja dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk mempromosikan atau
mendemosikan karyawan.
6.
Mendiagnosis kesalahan desain
pekerjaan
Kinerja yang buruk mungkin merupakan
suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu
mendiagnosis kesalahan tersebut.
7.
Menilai proses rekrutmen dan seleksi
Kinerja karyawan baru yang rendah
dapat mencerminkan adanya penyimpangan proses rekrutmen dan seleksi.
Teknik-teknik penilaian kerja
Metode atau teknik penilaian kinerja
karyawan dapat digunakan dengan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa
depan.
1.
Metode
Penilaian Berorientasi Masa Lalu
Ada beberapa metode untuk menilai
prestasi kinerja di waktu yang lalu, dan hampir semua teknik tersebut merupakan
suatu upaya untuk meminimumkan berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam
pendekatan-pendekatan ini. Dengan mengevaluasi prestasi kinerja masa lalu,
karyawan dapat memperoleh umpan balik dari upaya-upaya mereka. Umpan balik ini
selanjutnya bisa mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik
penilaian ini meliputi :
a.
Skala peringkat (Rating Scale)
Merupakan metode yang paling tua dan
paling banyak digunakan dalam menilai prestasi, dimana para penilai diharuskan melakukan
suatu penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala
tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
b.
Daftar pertanyaan (Checklist)
Penilaian berdasarkan metode ini
terdiri dari sejumlah pertanyaan yang menjelaskan beraneka macam tingkat
perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Penilai tinggal memilih kata atau
pertanyaan yang menggambarkan karakteristik dan hasil kerja karyawan.
c.
Metode dengan pilihan terarah
(Forced Choice Methode)
Metode ini dirancang untuk
meningkatkan objektivitas dan mengurangi subjektivitas dalam penilaian. Salah
satu dasar pendekatan pilihan ini adalah untuk mengurangi dan menyingkirkan
kemungkinan berat sebelah penilaian dengan memaksakan suatu pilihan antara
pernyataan-pernyataan deskriptif yang kelihatannya mempunyai nilai yang sama.
Metode ini mengharuskan penilai untuk memilih pernyataan yang paling sesuai
dengan pasangan pernyataan tentang karyawan yang dinilai.
d.
Metode peristiwa krisis (Critical
Incident Methode)
Metode ini merupakan pemilihan yang
mendasarkan pada catatan kritis penilai atas perilaku karyawan, seperti sangat
baik atau sangat jelek di dalam melaksanakan pekerjaan. Pernyataan-pernyataan
tersebut disebut sebagai insiden kritis dan biasanya dicatat oleh atasan selama
masa penilaian untuk setiap karyawan yang amat berguna dalam memberikan umpan
balik karyawan yang bersangkutan.
e.
Metode catatan prestasi
Metode ini berkaitan erat dengan
metode peristiwa krisis, yaitu catatan penyempurnaan, yang banyak digunakan
terutama oleh para professional. Misalnya penampilan, kemampuan berbicara,
peran kepemimpinan, dan aktivitas lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
f.
Skala peringkat dikaitkan dengan
tingkah laku (Behivior Anchored Rating Scale)
Metode ini merupakan suatu cara penilaian
prestasi kerja karyawan untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan
mengaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu. Salah satu
kelebihan metode ini ialah pengurangan subyektivitas dalam penilaian. Deskripsi
prestasi kerja, yang baik maupun yang kurang memuaskan dibuat oleh pekerja
sendiri, rekan sekerja, dan atasan langsung masing-masing.
g.
Metode peninjauan lapangan (Field
Review Methode)
Di sini penyelia turun ke lapangan
bersama-sama dengan ahli dari sumber daya manusia. Spesialis sumber daya
manusia mendapat informasi dari atasan langsung perihal prestasi karyawannya,
lalu mengevaluasi berdasarkan informasi tersebut. Hasil penilaian dikirim ke
penyelia dan di bawa ke lapangan untuk keperluan review, perubahan, persetujuan
dan pembahasan dengan pihak karyawan yang dinilai.
h.
Tes dan observasi prestasi kerja
(Performance Test and Observation)
Karena berbagai pertimbangan dan
keterbatasan penilaian prestasi dapat didasarkan pada tes pengetahuan dan
keterampilan, berupa tes tertulis dan peragaan, syaratnya tes harus valid
(sahih) dan reliable (dapat dipercaya).
i.
Pendekatan evaluasi komparatif
(Comparative Evaluation Approach)
Metode ini mengutamakan perbandingan
prestasi kerja seseorang dengan karyawan lain yang menyelenggarakan kegiatan
sejenis. Perbandingan demikian dipandang bermanfaat untuk manajer sumber daya
manusia dengan lebih rasional dan efektif, khususnya dalam hal kenaikan gaji,
promosi, dan pemberian berbagai bentuk imbalan pada karyawan.
2.
Metode
Penilaian Berorientasi Masa Depan
Metode
penilaian berorientasi masa depan menggunakan asumsi bahwa karyawan tidak lagi
sebagai objek penilaian yang tunduk dan tergantung pada penyelia, tetapi
karyawan dilibatkan dalam proses penilaian. Karyawan mengambil peranan penting
bersama-sama dengan pemyelia dalam menetapkan tujuan-tujuan strategis
perusahaan. Karyawan tidak saja bertanggung jawab kepada penyelia, tetapi juga
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Kesadaran ini adalah kekuatan besar
bagi karyawan untuk selalu mengembangkan diri.
a.
Penilaian diri sendiri (Self
Appraisal)
Penilaian diri sendiri adalah
penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri dengan harapan karyawan tersebut
dapat lebih mengenal kekuatan-kekuatan dan kelemahannya sehingga mampu
mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa
yang akan datang. Pelaksanaannya, perusahaan atau penyelia mengemukakan
harapan-harapan yang diinginkan dari karyawan, tujuan perusahaan, dan
tangtangan-tantangan yang dihadapi perusahaan pada karyawan. Kemudian
berdasarkan informasi tersebut karyawan dapat mengidentifikasi aspek-aspek
perilaku yang perlu diperbaiki.
b.
Manajemen berdasarkan sasaran
(Management By Objective)
Management by objective (MBO) yang
berarti manajemen berdasarkan sasaran, artinya adalah satu bentuk penilaian di
mana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau
sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Penilaian kinerja
berdasarkan metode ini merupakan suatu alternatif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari bentuk penilaian kinerja lainnya.
c.
Penilaian secara psikologis
Penilaian secara psikologi adalah
proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk mengetahui
potensi seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti kemampuan
intlektual, motivasi, dan lain-lain yang bersifat psikologis. Penilaian ini
biasanya dilakukan melalui serangkaian tes psikologi seperti tes kecerdasan
intelektual, tes kecerdasan emosional, diskusi-diskusi, tes kecerdasan
spiritual dan tes kepribadian, yang dilakukan melalui wawancara atau tes-tes
tertulis terutama untuk menilai potensi karyawan di masa yang akan datang.
d.
Pusat penilaian (Assessment Center)
Assessment center atau pusat
penilaian adalah penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian
dan dilakukan oleh sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang dalam
melakukan tanggung jawab yang lebih besar. Dasar dari teknik ini berupa
serangkaian latihan situsional, dimana latihan ini berupa tugas manajemen yang
disimulasikan dan meliputi teknik-teknik seperti bermain peran, analisis kasus,
wawancara dan tes psikologis.
Prinsip-prinsip psikologi dalam penilaian kerja
1.
Penciptaan alat ukur yang obyektif
(Human Errors Anticipation).
2.
Memotivasi karyawan untuk bekerja
dengan optimal.
3.
Konseling pekerjaaan.
4.
Observasi pekerjaan karyawawan.
5.
Mediator antara keinginan karyawan
dengan keinginan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar