Assalamuallaikum Wr. Wb kawan..
Pembahasan kali ini mari kita perdalam dan
pelajari lagi tentang apa itu human capital. Kawan, Drucker
menyatakan bahwa tantangan organisasi masa kini adalah merespon pergeseran dari
yang terfokus pada masalah industri ekonomi ke arah knowledge ekonomi.
Peregeseran ini meliputi seluruh aspek manajemen organisasi yaitu efisiensi
operasi, marketing, struktur organisasi yang akan menghasilkan keuntungan
bisnis yang lebih tinggi. Secara kualitatif kontribusu human capital dipusatkan
pada nilai dan tindakan manusia.
Stockley (2003) mendefinisikan pengertian human capital adalah “The
term of human capital is recognition that people in organization and bisiness
are an important an essential asset who contribute to development and growth,
in a similar way as physical asset such as machines and money. The collective
attitude, skill and abilities of people contribute to organization performance
and productivity. Any expenditure in training, development, health and support
is an investement not just an expense”. Artinya bahwa human capital
merupakan konsep yang menjelaskan bahwa manusia dalam organisasi dan bisnis
merupakan aset yang penting dan beresensi, yang memiliki sumbangan terhadap
pengembangan dan pertumbuhan, sama seperti halnya aset fisik misal mesin dan
modal kerja. Sikap dan ketrampilan dan kemampuan manusia memiliki kontribusi
terhadap kinerja dan produktivitas organisasi. Pengeluaran untuk pelatihan,
pengembangan, kesehatan dan dukungan merupakan investasi dan bukan hanya biaya
tapi merupakan investasi.
Menurut Edwinson dan malone (1997) “human capital is the
individual knowledge, experiance, capability, skills, creativity,
inovativeness.”
Knowledge meliputi pengetahuan mengenai tes akademik yang diperoleh
melalui pendidikan, skill adalah kemampuan untuk bekerja / memenuhi kemampuan
praktikal.
Human capital berbeda dengan human resources management, namun juga
dapat bersinergis. Human capital lebih memandang manusia sebagai asset
intangible dan human resources management memandang manusia sebagai cost atau
beban biaya yang merugikan perusahaan. Konsep human capital muncul, karena
adanya pergeseran peranan sumber daya manusia. Human capital muncul dari pemikiran
bahwa manusia merupakan aset yang memiliki banyak kelebihan yaitu kemampuan
manusia apabila digunakan dan disebarkan tidak akan berkurang melainkan
bertambah baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi, manusia
mampu mengubah data menjadi informasi yang bermakna, manusia mampu berbagi
intelegensia dengan pihak lain.
Konsep human capital merupakan masalah yang sangat menarik dan penting
sejak terjadinya pergeseran dari ekonomi yang berbasis industri kearah ekonomi
yang mengarah pada kecantikan sistem komunikasi, informasi, dan pengetahuan.
Konsep human capital merupakan hal yang penting yang dibutuhkan pada masa
sekarang, berdasarkan pada :
a.
Kuatnya tekanan persaingan
keuntungan finansial dan non finansial.
b.
Pengakuan Pimpinan bisnis dan politik
tentang modal manusia vs peningkatan kinerja
c. Terjadi perubahan yang cepat yang
ditandai adanya proses dan teknologi yang baru tidak akan bertahan lama apabila
pesaing mampu mengadopsi teknologi yang sama. Namun, untuk mengimplementasikan
perubahan, tenaga kerja yang dimiliki industri harus memiliki skill dan
kemempuan yang lebih baik.
d. Untuk tumbuh dan beradaptasi,
kepemimpinan oraganisasi harus mengenali nilai dan kontribusi manusia.
Komponen Human Capital
Manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam proses inovasi.
Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan
menghasilkan kinerja yang luar biasa. Ada enam komponen dari modal manusia
menurut Ancok 2002 , yakni:
A.
Modal intelektual
B.
Modal emosional
C.
Modal sosial
D.
Modal ketabahan
E.
Modal moral
F.
Modal kesehatan
Keenam komponen modal manusia ini akan muncul dalam sebuah kinerja yang
optimum apabila disertai oleh modal kepemimpinan dan modal struktur organisasi
yang memberikan wahana kerja yang mendukung. (Ancok, 2002)
A. Modal intelektual
Modal
intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukaan peluang dan
mengelola ancaman dalam kehidupan. Banyak pakar yang mengatakan bahwa modal
intelektual sangat besar peranannya di dalam menambah nilai suatu kegiatan.
Berbagai perusahaan yang unggul dan meraih banyak keuntungan adalah perusahaan
yang terus menerus mengembangkan sumber daya manusianya (Ross, dkk,
1997).
Modal
intelektual terletak pada kemauan untuk berfikir dan kemampuan untuk memikirkan
sesuatu yang baru, maka modal intelektual tidak selalu ditentukan oleh tingkat
pendidikan formal yang tinggi. Banyak orang yang tidak memiliki pendidikan
formal yang tinggi tetapi dia seorang pemikir yang menghasilkan gagasan yang
berkualitas.
B. Modal
Emosional
Goldman menggunakan
istilah Emotional Intelligence untuk menggambarkan kemampuan manusia untuk
mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar
dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.
Ada empat dimensi dari kecerdasan emosional yakni (Bradberry & Greaves,
2005)
a.
Self-Awareness adalah
kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan akurat dalam
berbagai situasi secara konsisten. Bagaimana reaksi emosi di saat menghadapi
suatu peristiwa yang memancing emosi, sehingga seseorang dapat memahami respon
emosi dirinya sendiri dari segi positif maupun segi negatif.
b.
Self
Management adalah kemampuan mengelola emosi secara baik, setelah
memahami emosi yang sedang dirasakannya, apakah emosi positif atau negatif.
Kemampuan mengelola emosi secara positif dalam berhadapan dengan emosi diri
sendiri akan membuat seseorang dapat merasakan kebahagiaan yang maksimal.
c.
Social
Awareness adalah kemampuan untuk memahami emosi orang lain dari
tindakannya yang tampak. Ini adalah kemampuan berempati, memahami dan merasakan
perasaan orang lain secara akurat. Dengan adanya pemahaman ini individu sudah
memiliki kesiapan untuk menanggapi situasi emosi orang lain secara positif.
d.
Relationship
Management adalah kemampuan orang untuk berinteraksi secara
positif dengan orang lain, walaupun orang lain tersebut memiliki emosi yang
negatif. Kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain secara positif ini
adalah hasil dari ketiga dimensi lain dari kecerdasan emosi (self awareness,
self management and sosial awareness).
C. Modal
Sosial
Istilah
modal sosial (social capital) sudah lama muncul dalam literatur. Istilah ini
pertama kali muncul di tahun 1916 di saat ada diskusi tentang upaya membangun
pusat pembelajaran masyarakat (Cohen & Prusak, 2001). Konsep modal sosial
diangkat kepermukaan sebagai wacana ilmiah oleh James S. Coleman (1990).
Pembahasan tentang konsep modal sosial oleh Putnam (1993) yang menggambarkan
kualitas kehidupan masyarakat Amerika yang makin menurun dalam hal kelekatan
antar sesama warga.
Munculnya
berbagai tulisan tentang modal sosial adalah suatu respon terhadap semakin
merenggangnya hubungan antar manusia., dan semakin melemahnya ketidakpedulian
terhadap sesama manusia.
Modal sosial
dimanifestasikan pula dalam kemampuan untuk bisa hidup dalam perbedaan dan
menghargai perbedaan (diversity). Pengakuan dan penghargaan atas perbedaan
adalah suatu syarat tumbuhnya kreativitas dan sinergi. Kemampuan bergaul dengan
orang yang berbeda, dan menghargai dan memanfaatkan secara bersama perbedaan
tersebut akan memberikan kebaikan untuk semua karyawan.
D. Modal
Ketabahan (Adversity Capital)
Konsep modal
ketabahan berasal dari pandangan Paul G. Stoltz yang ditulis dalam buku
Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities ( 1997). Ketabahan
adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, apakah itu kehidupan pribadi ataukah
kehidupan sebuah organsanisasi . Khususnya di saat menghadapi kesulitan, atau
problem yang belum terpecahkan hanya mereka yang tabah yang akan berhasil
menyelesaikannya. Demikian pula bila sebuah
perusahaan sedang dilanda kesulitan karena tantangan berat yang dihadapinya
karena kehadiran perubahan lingkungan yang membuat cara kerja lama tidak lagi
memadai.
E. Modal
Moral
Ada empat
komponen modal moral yang membuat seseorang memiliki kecerdasan moral yang
tinggi yakni:
a.
Integritas (integrity), yakni
kemauan untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal di dalam perilaku. Individu
memilih berperilaku yang tidak bertentangan dengan kaidah perilaku etikal yang
universal. Orang berperilaku atas keyakinan bahwa perilaku dalam bekerja yang
etikal adalah sesuatu yang harus dilakukan dan akan membuat dirinya bersalah
jika hal itu dilakukan.
b.
Bertanggung-jawab (responsibility)
atas perbuatan yang dilakukannya. Hanya orang-orang yang mau bertanggung-jawab
atas tindakannya dan memahami konsekuensi dari tindakannya yang bisa berbuat
sejalan dengan prinsip etik yang universal.
c.
Penyayang (compassionate) adalah
tipe orang yang tidak akan merugikan orang lain, karena dia menyadari memberi
kasih sayang pada orang lain adalah juga sama dengan memberi kasih sayang pada
diri sendiri. Orang yang melanggar etika adalah orang yang tidak memiliki kasih
sayang pada orang lain yang dirugikan akibat perbuatannya yang melanggar hak
orang lain.
d.
Pemaaf (forgiveness) adalah sifat
yang diberikan pada sesama manusia. Orang yang memiliki kecerdasan moral yang
tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku yang tidak
menyenangkan dengan cara yang tidak menyenangkan pula. Sama halnya dengan modal
intelektual yang berbasis pada kecerdasan intelektual maka modal moral dasarnya
adalah kecerdasan moral yang berbasis pada empat kompetensi moral di atas.
F. Modal
Kesehatan
Badan atau
raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal di atas. Badan yang
tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul dengan maksimal. Oleh
karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan
berfikir secara produktif. Stephen Covey (1986) dalam buku yang berjudul “Seven
Habits of Highly Effective People”, mengatakan bahwa kesehatan adalah bagian
dari kehidupan yang harus selalu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya sebagai
pendukung manusia yang efektif. Bila badan sedang sakit semua sistim tubuh kita
menjadi terganggu fungsinya, akibatnya kita jadi malas berfikir dan berbuat
(modal intelektual) , dan seringkali emosi (modal emosional) kita mudah
terganggu kestabilannya, dan seringkali kita mudah menyerah menghadapi
tantangan hidup (modal ketabahan). Selain itu semangat untuk berinteraksi
dengan orang lain (modal sosial) dengan orang lainpun menjadi berkurang.
Jadi
kesehatan merupakan sesuatu yang harus dijaga kestabilannya karena apabila
kesehatan tidak stabil maka akan mempengaruhi tingkat kinerja dan produktivitas
seseorang.
Pengelolaan
Human Capital
Pengelolaan
human capital dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pekerja dalam
organisasi. Pengelolaan Human capital dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
a.
Identifikasi kesiapan human capital
b.
Pengembangan human capital
c.
Pengukuran human capital
Identifikasi
kesiapan human capital
Identifikasi
human capital bertujuan untuk mengetahui kesiapan kompetensi individu untuk
dilakukan pengembangan manusia.
Proses
identifikasi ini meliputi :
a.
Strategic job families
b.
Pengembangan profil competenc
c.
Penilaian
kesiapan human capital
Pengembangan
Human Capital
Terdapat dua
kunci dalam pengembangan human capital yaitu :
a.
Manusia adalah aset yang memiliki
nilai yang dapat ditingkatkan melalui infestasi. Dalam human capital ,hal ini
bertujuan untuk memaksimalkan nilai organisasi dengan mengatur resiko. Jika
nilai manusia meningkat , maka kinerja orang meningkat, kapasitas meningkat,
dan nilai untuk pelanggan dan stakeholder lain meningkat.
b.
Kebijakan human capital harus sesuai
dengan dukungan visi dan misi organisasi, corevalue, dan tujuan organisasi
yaitu misi dan visi, tujuan dan strategi telah didefinisikan sebagai arahan
yang telah dirancang untuk dapat diimplementasikan dan dinilai oleh sebuah
standar, bagaimana konsep human capital ini dapat membantu organisasi mencapai
visinya.
Pengembangan
human capital disebut dengan the strategic value model. Yang dimaksud the
strategic value model adalah setiap orang diharuskan memiliki strategi dalam
penyusunan nilai dan menentukan skala prioritas yang sesuai dengan tujuan.
Pengembangan
human capital ini antara lain dapat dilakukan melalui:
1.
Internalisasi
Corporate Culture
Pada tahap
internalisasi, budaya perlu dikelola atau di manage. Tahap ini dapat dicapai
jika budaya perusahaan dapat diukur (measurable). Internalisasi corporate
culture perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak yang terlibat
dan kompeten, bagaimana membuat budaya perusahaan menjadi terlihat
(tangible).
2.
Memastikan
pelaksanaan Good Corporate Governance
Good
corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus atau pengelola perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan peraturan.(FCGI, 2002)
Prinsip
utama dalam GCG menurut Soenarto (2003) terdiri dari :
a.
Keterbukaan
b.
Integritas
c.
Akuntabilitas
3.
Mengembangkan
SDM profesional sebagai human capital yang produktif dan prudent
SDM yang
profesional diharapkan bisa bekerja sangat efektif dengan bisa menentukan
prioritas secara bijaksana untuk meningktakan produktivitas organisasi.
4.
Menciptakan
pemimpin/leader sebagai role model & people manager
Yang
dimaksud dengan model panutan adalah seorang pemimpin yang meyakini kebenaran
nilai baik yang diajarkannya sehingga mampu menerapkannya dalam perilaku
sehari-hari. Tidak ada kekuatan yang besar dari pemimpin tanpa menjadikan
dirinya contoh atau panutan. Pengembangan human capital tidak hanya
menciptakan seorang kader sebagai role model saja, melainkan dengan menciptakan
seorang pemimpin atau kader yang mampu mengatur orang-orang atau pekerja yang
disebut people manager. Karena leader sebagai people manager yang sangat
penting dalam perkembangan human capital juga agar tetap pada tujuan organisasi
yang efektif.
5.
Menegakkan
dan meningkatkan kepatuhan hukum.
Dalam
mengembangkan human capital bisa dilakukan dengan menegakkan dan meningkatkan
kepatuhan hukum. Menegakkan dan meningkatkan kepatuhan hukum diharapkan dapat
menciptakan lingkungan organisasi yang sesuai dengan visi organisasi tersebut
sehingga human capital dapat dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar